Sabtu, 11 Februari 2017

Diserang 3 Burung

Fela pulang kerja jalan kaki,
jalanan cukup sepi, sementara suara guruh
sesekali terdengar. Awan
terlihat mendung dilangit malam itu.
Cewek yang tingginya sekitar 170 cm,
langsing, kakinya juga jenjang banget (Fela
waktu itu pake rok yg
rada mini) mempercepat jalannya.

Pukul 20:00 jalanan diluar rumah Fela, sepi
jarang ada mobil yang lewat. Penduduk kota
sudah tahu akan
ada badai besar malam itu.

Kelima berandal yang bertubuh kekar itu
mengendap-endap memasuki pekarangan
rumah. Mereka mau membalas
cewek bertampang melankolis itu yang
memergoki mereka mencuri minuman keras
tadi,dengan melaporkan
satpam. Mereka berencana berpesta
memperkosa cewek itu habis-habisan sebagai
balasannya.

“Sssstttt…..hati-hati jangan berisik…..ayo
sini….” Bisik Emilo sambil memberi aba-aba
untuk segera
maju bersembunyi dikebun rumah Fela yang
penuh semak-semak.

Sementara itu Fela tidak mengetahui kalau
dirinya diikuti oleh para berandal sejak
sepulang kerja
tidak menaruh curiga. Cewek itu menyalakan
kran air mandi, lalu menuju kekamarnya. Fela
menyalakan
lagu disco, sambil melepaskan baju kerjanya.

Di kebun para berandal sudah mulai
mengendap- endap sambil menyusun rencana
untuk masuk ke dalam
rumah. Edi dan Jack mendapat tugas
mengawasi jalanan, sedangkan Emilo
membuka pintu depan, Joe dan
Billie mencari jalan masuk lewat belakang.

Pada saat itu secara tidak sengaja Joe
melewati jendela kamar Fela yang lagi
membuka baju kerjanya.

Roknya berada diatas ranjang, sementara Fela
yang tubuhnya cuma terbungkus kemeja kerja
dan celana
dalam sambil berdisco membuka kancing
kemejanya.
Joe segera memanggil Billie untuk melihat
pemandangan itu. Mereka menelan ludah
melihat Fela yang
meliuk-liuk merangsang menari disco. Ukuran
dadanya yang sekitar 36B keliatan jelas
banget belahannya
ketika cewek itu sudah melepas kemejanya.

“Wow, Joe…LOOK AT HER TITS….aku ingin
segera mencicipi tubuhnya….” Bisik Billie
tanpa melepaskan
padangan matanya menatap tubuh Fela yang
hanya mengenakan baju dalam.

“He…he….he…sabar, Bill…nanti kita cicipi
sama-sama, sampai pagi!” sahut Joe yang
makin bernapsu
melihat hal itu.

Beberapa saat kemudian Fela beranjak menuju
kekamar mandi. Sementara itu Emilo yang
berhasil membuka
pintu depan segera memberi aba-aba pada
teman-temannya untuk masuk. Para berandal
itu sudah
memperhitungkan segalanya, mereka
mengunci pintu dari dalam sehingga nanti
mereka bebas bertindak.

Kabel telpon sudah mereka putus, cewek itu
tinggal sendirian dan lagi badai yang akan
datang sangat
menguntungkan rencana mereka. Dengan
leluasa mereka masuk ke kamar cewek itu.

Jack membuka kulkas,
yang lain masuk ke kamar Fela. Edi
memeriksa lemari pakaian Fela.

“Hai….lihat apa yang kutemukan!” sambil
menunjukkan barang temuannya. Joe segera
menyahut celana dalam
itu.

“Hmmmmm….mmmm…” Joe mencium
celana dalam

“Ingat aku yang pertama bercinta dengannya!”
sahutnya sambil tersenyum penuh arti. Para
berandal itu
tak sabar membayangkan apa yang akan
mereka nikmati. Lalu mereka mengambil
posisi untuk bersembunyi.

Fela selesai mandi menuju keruang tengah.
Tubuhnya hanya terbalut oleh baju dalam dan
kemeja putih,
duduk menikmati acara TV kabel.

Waktu itu pukul 20:30, cewek itu tidak
menaruh curiga bahwa ada orang lain dalam
rumahnya. Tiba-tiba
dari arah belakang salah seorang berandal
maju mendekap tubuhnya. Fela terkejut dan
segera berontak
melepaskan diri.

“EVER BEEN GANG RAPED BABY? DON’T
KNOW WHAT YOU BEEN MESSIN! YOU STILL
REMEMBER US DON’T YOU……” ejek
Edi.

Fela segera mengenali wajah itu menjadi
ketakutan sekali, ia tak menyangka kalau para
berandal itu
benar-benar melaksanakan ancamannya.

Joe maju menerkamnya tiba-tiba, cewek itu
menjerit ketakutan ketika berhasil dipeluk. Ia
meronta-ronta
dan menendang Joe. Tanpa disadarinya
tendangannya mengenai selangkangan Joe
membuatnya meringis
kesakitan dan melepaskan dekapannya.

Fela segera melepaskan diri dan lari menuju
pintu depan. Para berandal segera
mengejarnya sambil
menyorakinya. Dengan sekuat tenaga pintu
depan itu berusaha dibuka, tetapi usahanya
sia-sia.

“Wooooo……woooooo……ha…ha…ha….ayo
sayang, mau lari kemana kamu hah….ayo
sini…ha…ha….ha…” Ejek para
berandal yang mengejarnya dari belakang.

Fela segera dikepung oleh para berandal.
Mereka menyoraki
ketidak berdayaannya.

Fela didesak terus sampai merapat kedinding,
Joe yang tadi meringis kesakitan mulai maju.
Pada saat
cewek itu hampir putus asa, ia berhasil
berkelit dari kepungan berandal itu, lolos dan
lari menuju ke
dapur, Fela bermaksud lari lewat pintu
belakang.

Para berandal segera mengejarnya lagi. Nasib
sial bagi Fela, begitu tangannya berhasil
menyentuh
gagang pintu, para berandal berhasil
menangkapnya kembali. Rambut pirang Fela
yang panjangnya sebahu
terjambak, sehingga ia tidak bisa berbuat
apa-apa.

“Aaaahhhh….aammpun…aaah” hiba Fela,
sementara para berandal tersenyum sinis
memandangnya.

“Sayang…. Kami akan memberimu
pengalaman yang tak akan kau lupakan! kau
tadi telah merusak acara pesta
kami, sekarang kau harus membayarnya
dengan tubuhmu yang indah itu……ha…
ha..ha…, oya kau juga akan
menyesal telah menendang punyaku, akan
kujoblos kau sampai mampus! ” Joe maju
dari kerumunan temannya.

Fela tak berdaya, rambutnya dijambak
sementara tangannya dilipat kebelakang. Dari
dapur ia diseret
menuju ruang tamu saat itu pukul 20:45.
Disana ia dikelilingi oleh kelima berandal
sambil didorong-
dorong.

“Sayang, kita akan berpesta denganmu!” seru
Edi tak sabar sambil mendorong ke arah
Billie.

“Ha…..ha…ha…. kau tak akan bisa lolos kali
ini….” Ejek Billie sambil mendekap tubuh
Fela. Mereka
berteriak-teriak membuat Fela makin
ketakutan.

“Kemarikan dia Bill….HEY BABE, I BET MY
COCK WOULD FEEL REAL GOOD WARPED UP
IN YOUR PUSSY!” seru Jack
tak sabar, sambil mempraktekkan gaya
bercinta penuh napsu
Fela didorong ke arah Jack yang segera
merangkul nya dari depan. Mulutnya segera
mencari dada cewek
itu, sementara pinggulnya bergerak maju
mundur seakan sedang bercinta dengannya.

“Wooooo…. Wooooou…..FUCK YOU GIRL,
FUCK YOU…..” Jack menggerayangi cewek
itu.

“Aaaahhhh…….aaam…punnn….aahhh…..jaa…aa
ahhhh!!!” jerit Fela ketakutan.
Tiba-tiba dengan satu sabetan, tangan salah
satu berandal merobek kemeja putih Fela,
membuat cewek itu
terpelanting. Emilo segera mendekap dari
belakang. Sekarang tubuh Fela hanya
mengenakan BH dan celana
dalam saja, membuat mereka makin menjadi-
jadi.

“Ah…aahh…aahh!” jerit Fela ketika tangan
Emilo yang mendekap tubuhnya dari belakang
mulai
menggerayangi pahanya yang putih mulus.

“Kita akan memberimu pengalaman yang tak
terlupakan, manis…ha…ha…ha…” bisik Emilo.
Para berandal lainnya ikutan beraksi. Tangan
Edi meremas remas buah dada Fela. Jack
memburu kemaluan
Fela, sementara Billie dan Joe buka baju dan
celana panjang mereka sambil tertawa sinis.
Tubuh para
berandal itu terlihat begitu kekar dan berotot.

“HEY, SOMEBODY GET BEHIND THE BITCH
AND HOLD HER ARMS, I’M FUCKING HER
FIRST!” Joe memberi aba-aba
yang langsung disetujui teman-temannya.

Cewek itu meronta-ronta di bopong kelima
berandal itu keruang
tengah.

“Jack, Emilo, kau pegangi tangan dan kakinya,
terlentangkan dia di meja ini” perintah Joe.
Lonceng berdentang menunjukkan pukul
21:00. Disana Fela diterlentangkan di atas
sebuah meja bundar.

Masing-masing tangan dan kakinya dipegangi
erat-erat oleh para berandal.
Sinar lampu diatas meja membuat cewek itu
silau, Fela hanya bisa melihat tubuh-tubuh
kekar
mengerubunginya dan tangan-tangan berotot
meraba-raba dadanya, wajah sinis dan suara
tawa para
berandal mengejek ketidak berdayaannya.

Lidah Joe menelusuri lehernya yang jenjang.
Fela berontak berusaha melepaskan diri,
tetapi apa daya
tenaga seorang cewek dibanding dengan lima
laki-laki yang kesetanan.

Jack dan Edi memegangi kakinya, sementara
tangan kanan dan kiri Fela dipegangi erat-erat
oleh Emilo
dan Billie. Joe mencumbunya dengan kasar
dan penuh napsu, tangannya dengan liar
meremas-remas buah
dada Fela.

“I CAN SEE THE NIPPLES POKING AT HER
BRA!” kata Joe yang langsung disambut oleh
tawa para berandal.

“HEY, CUT THAT BRA OFF MAN. WHAT’S
WRONG WITH YOU?” sahut Emilo sudah tidak
sabar lagi.

“Aaaah…..aaah….ooh…jangan…..aahkh!” jerit
Fela ketika dengan satu hentakan kasar
tangan Joe merobek BH
yang dikenakannya.

Para berandal makin seru menyorakinya.
Mulut Joe segera melumat buah dada Fela
yang sintal, sementara
tangan kirinya masih meremas-remas buah
dada sebelah kanan Fela.

“Aaaaah….aaoooh…..ooooh…aahh …aaaahh…
aaahhhhh….” desah Fela mengeliat-liat.
Putingnya dijilati penuh
napsu oleh lidah Joe.

“Ha….ha….ha…. kau sungguh mengiurkan
sayang!” tawa Billie menelan ludah tak sabar
ingin segera
menikmati gilirannya. Joe sekarang membuka
celana dalamnya sendiri, penisnya yang hitam
besar 10 inci
itu terlihat tegak siap beraksi.

“Kenyal sekali…..ha…ha…ha…”seru Joe sambil
menerkam dan mulutnya menciumi buah dada
cewek itu dengan
buas.

Tubuh Fela mengeliat-liat membusur,
sementara buah dadanya diremas-remas
sampai merah. Lidah Joe
menelusuri buah dada Fela, lalu turun ke
daerah perut dan menjilati pusarnya. Beberapa
saat kemudian
sambil tersenyum sinis, mata Joe memelirik
kearah paha Fela.

“Oooohhh….jangan…..aaahhhh….” hiba Fela
ketakutan tidak berani membayangkan
diperkosa oleh kelima
berandal kekar dan berotot.
Lalu tangan Joe mulai memelorot celana
dalam Fela. Cewek itu berusaha
mempertahankannya

“Ha..ha…ha…percuma kau berontak manis!”
ejek Joe ketika Fela berontak sekuat tenaga,
tetapi Billie dan
Emilo makin erat memegangi tangan Fela,
perlahan- lahan celana dalamnya terlepas,
rambut kemaluan Fela
terlihat ketika celana dalam berwarna pink itu
dari pinggul dilorot turun kepahanya dan
akhirnya
terlepas.

“Cihuuuiiii……Ha…ha…ha….PARTY TIMES…
ha…ha…ha….” Teriaknya sambil memutar-
putar celana dalam itu, lalu
dicium dalam-dalam menikmati aromanya
dan dilemparkan kelantai. Mata Joe jelalatan
memandangi Fela
yang telanjang bulat terlentang diatas
meja.

Fela lemas karena ketakutan, ia tak berani
membayangkan para berandal itu akan
‘menelan tubuhnya
ramai-ramai’. Para berandal makin ramai
menyorakinya, mata mereka jelalatan
memandang setiap lekuk
tubuh Fela. Emilo yang tadi memegangi
tangan Fela digantikan oleh Billie.

“Oooooh…..aaaahh….am…pun…..aaaah…jang…
an…aaahh..” hiba tangis Fela.

“Diam!….THERE’S GOING TO BE A BIG PARTY
IN YOUR PUSSY TONIGHT…..Ha…ha…ha…kita
lihat siapa yang paling
hebat bercinta denganmu!” ejek Emilo
mendekati Fela sambil mengeluarkan pisau
lipat.

Fela ketakutan ketika Emilo memainkan pisau
itu diantara buah dadanya sambil tersenyum
sinis memandang
tubuhnya. Pisau itu bergerak kearah puting
susunya dan diputar-putar mengelilingi
belahan buah dada
Fela yang naik-turun karena napasnya tak
beraturan.

Hal itu membuat para berandal benar-benar
terangsang. Pisau itu terasa dingin di buah
dada Fela, lalu
pisau itu bergerak kearah perut cewek itu dan
turun ke daerah bawah pusar cewek itu. Edi
menyeringai
penuh arti ketika mengetahui apa yang akan
dilakukan oleh Emilo dengan pisau lipatnya.

“Ayo Milo, cukur sampai habis…..ha…ha…ha…
ha…” seru Edi kegirangan.

“Aaaahh…..ohhhh…jangan….aaah….” teriak
Fela sambil berontak, tetapi para berandal itu
makin mempererat
pegangannya, sementara pisau lipat itu
dengan buas mulai beraksi mencukur rambut
kemaluannya.

“Ha…ha….ha… kesempatan yang langka ini tak
akan kami lewat begitu saja. Ayo manis
berteriaklah
semaumu, tak akan ada yang mendengarmu
saat ini.” Ejek Joe sambil menerkam buah
dada Fela,
Diremasnya kuat-kuat membuat cewek itu
mengerang kesakitan sementara Emilo
mencukur rambut kemaluannya
tanpa foam pelicin sehingga Fela merasa
perih. Billie, Jack dan Edi yang memegangi
kaki dan kedua
tangan Fela tertawa melihat cewek itu
meronta-ronta.

“Aaaaaagggg….aaaaoooohh….ooooohhh…
oohh.. .” desah Fela buah dadanya diremas-
remas oleh Joe. Suara
desahan itu membuat para berandal itu makin
terangsang.

Dengan buas pisau Emilo beraksi, dalam
beberapa menit saja rambut kemaluan Fela
telah tercukur habis.

Daerah kulit bawah perut Fela yang tadinya
ada rambut kemaluannya terlihat memerah.
Emilo tersenyum
puas,
Joe segera maju sambil mementang kaki
cewek itu lebar-lebar, sekarang ia berada
diantara pahanya ,
memandang kemaluan Fela yang terlihat jelas
karena rambut disekitar daerah itu habis
tercukur.

“Ha…ha…ha…buah dadamu sungguh lezat,
NOW I’LL EAT YOUR PUSSY!” kata Joe sambil
menjilatkan lidahnya
sementara matanya melirik kearah kemaluan
Fela.

“Oooooh….lepas…kan….jang…an
..oooOOAAHH!” tangis Fela terhenti ketika
Joe mulai menjilatinya. Lidah
itu seakan menjulur panjang menjelajahi
lorong vagina Fela. Tubuh cewek itu
mengelinjang-gelinjang,
sementara lidah Joe bergerak seperti cacing
menggali lobang.

“Oooooohhhhh…aaaauuuuoooo…oooouuu…
aaaah. ..” Desis Fela sementara kepalanya
hanya bisa menggeleng ke
kiri dan kanan. Tubuh Fela bergetar,
tangannya mengepal erat-erat, Emilo
menciumi leher dan daerah
sekitar ketiak, sambil tangannya mencubit
puting susu cewek itu. Jack melepaskan kaki
cewek itu, dan
ikutan mencumbu perut Fela. Lidah Jack
menjilati pusar cewek itu.

“Uuuuuuhhhh….oooouuh…ooohhh…” suara
desah Fela makin keras, ketika lidah Joe
masuk makin dalam
divaginanya.

“Ha…ha…ha….percuma kau berontak sayang,
mau tak mau kau akan menikmati pesta ini!”
ejek salah satu
berandal.

Buah dada Fela memerah dan mengembang
karena remasan tangan Emilo.
Joe makin bersemangat, ketika vagina Fela
mulai berlendir. Lidah itu menjelajah makin
dalam bersamaan
dengan pekik desah Fela. Emilo masih
mengulum buah dada cewek itu.

Putingnya disedot kuat-kuat, membuat cewek
itu mengeliat menahan rasa nikmat dan sakit
yang bercampur
menjadi satu. Tanpa disengaja dari puting
buah dada Fela keluar cairan putih seperti
susu. Emilo lebih
bersemangat lagi menyedoti cairan itu,
sementara tangannya meremas-remas buah
dada Fela agar keluar
lebih banyak.

“Uuuuggghhhh……
uuuuuhhhh….uuuhhhh….aaauuuhh hhh….” desis
Fela dengan napas tersedak-sedak.
“Ha…ha…ha….ternyata tubuhmu
menghianatimukan? Diam-diam kau
menikmatinya……BITCH!!!!” ejek Emilo sambil
menyedoti buah dada Fela, kanan-kiri.

Lonceng berbunyi menunjukkan pukul 21:30.
Rupanya para berandal itu senang bermain-
main dengan
tubuhnya dan berniat melakukan WARMING-
UP sebelum memperkosanya.

Fela hanya bisa mengeliat-liat dikerubuti para
berandal yang kekar. Lidah Joe dengan
lahapnya
menjilati vagina Fela.

Tidak puas hanya lidah, sekarang jari tangan
Joe ikutan beraksi. Jari tengah dan telunjuk
Joe masuk di
lobang kemaluan cewek itu, diputar-putar
seolah-olah mengaduk-aduk vagina Fela,
sementara lidahnya
ikut menjilati bibir kemaluan Fela.

“Aaaauuuuhhhhh……uuuuuhhh…..aaahhhh”
desah cewek itu makin keras, membuat para
berandal itu tertawa
mengejek ketidak berdayaannya. Jari tangan
Joe menusuk masuk dan bermain-main
dengan klitorisnya,
membuat Fela mengelinjang-gelinjang.

Mata Fela terpejam, kepalanya menggeleng
ke kiri kanan, Jack menciumi pusarnya,
tangan Emilo meremas-
remas buah dadanya. Setelah puas bermain-
main, Joe mementang kedua kaki Fela.

“Joe mau pakai kondom?” tanya Billie. Joe
menolak usul Billie.
“NO WAY….Ha…ha…ha….I WANT TO FEEL
SKIN TO SKIN…ok sekarang saatnya manis…
NOW LETS SEE JUST HOW TIGHT
YOUR CUNT IS!” Joe mengangkat pinggul Fela
tinggi-tinggi.

Penisnya sekarang digesek-gesekkan disekitar
bibir kemaluan Fela berusaha menyibak
belahannya. Mata
cewek itu terbelalak kaget ketika merasakan
kepala penis Joe yang besar dan hangat.
Batang penis itu
berdenyut-denyut dibibir kemaluannya.
“Ohhh…ohhhh sekarang saatnya!” pikiran Fela
melayang jauh ketika Joe mulai beraksi
menindih tubuhnya.

“Ayo Joe cumbu dia sampai mampus……
Cihuuui!!!” para berandal itu memberi
semangat.
Joe merasakan rasa hangat yang mengalir
pada kepala batang kemaluannya yang sudah
menancap tepat pada
pintu gua kenikmatan milik cewek itu.

Joe menekan perlahan, seperempat dari
bagian kepala kemaluannya mulai terbenam
….Fela menahan napas ….
ditekan lebih dalam lagi …. separuh dari
bagian kepala kemaluannya melesak masuk
…. dengan lebih
bertenaga Joe mendesak batang kemaluannya
untuk masuk lebih dalam lagi.

“Ayo Joe! sedikit lagi! Masukin saja semua!
Biar dia rasain Joe!” Emilo menyoraki Joe
sambil meremas-
remas buah dada Fela.

“AAAgggh!!!!” Pekik Fela merasakan sesuatu
yang menyakitkan dipangkal pahanya ketika
seluruh kepala
kemaluan Joe sudah terbenam kedalam liang
hangat miliknya, dengan satu hentakan yang
kuat, penis Joe
menyeruak masuk ke dalam vagina Fela
membuatnya memekik kesakitan.

Sementara badai diluar mulai turun dengan
deras dimulailah pesta perkosaan itu. Fela
terlentang diatas
meja bundar diruang tengah, tangan dan
kakinya dipegangi erat-erat oleh Billie dan Edi,
buah dadanya
dijilati, disedoti oleh Jack dan Emilo,
sementara penis Joe mengoyak-koyak
vaginanya dengan ganas.

“Aaagh…..aaahh….ooooh….ooohh…” suara
rintih Fela seiring dengan gerakan ayunan
pinggul Joe yang kuat.

Senti demi senti batang kemaluan Joe
menelusur masuk menerobos keketatan liang
kemaluan Fela yang
sudah basah berlendir itu.

Setiap ayunan Joe membuat tubuhnya
mengelepar kesakitan karena penis yang
besar itu berusaha masuk
lebih dalam. Suara desahan Fela membuat
para berandal itu makin bernapsu menikmati
tubuhnya.

“Ayo Joe…..genjot terus sampai mampus…..
ha…ha…ha…” seru salah satu berandal.
Joe merasakan begitu ketatnya ujung
kemaluannya terjepit di dalam vagina Fela,
selang beberapa saat
penis itu terhenti menerobos keluar masuk.

“CAN’T SEEM TO GET MY COCK DEEP
ENOUGH INTO YOU BABY!” Joe mengatur
posisi pinggulnya, “YOU SO DAMN
TIGHT!.” kemudian dengan satu hentakan
yang kuat membuat batang penis itu hilang
tertelan kemaluan
Fela.

“AAAaaaaggggkkk!!” suara lolong histeris Fela
ketika dengan satu hentakan kuat tanpa
masalah penis itu
beraksi lagi di liang vagina Fela yang
berlendir, rupanya selaput perawan Fela
robek.

“Uuuugggghhhh…. SO YOU’RE STILL A
VIRGIN? Ha…ha…ha….manis, kau tak akan
melupakan pengalaman ini!”
ejek Joe, Penis itu dengan mudah menerjang
keluar masuk dengan cepat, sementara
tubuhnya menghentak
hentak barbar diatas Fela yang mendesah-
desah tak berdaya.

Kemaluan Fela terasa akan robek oleh
desakan penis Joe yang menyeruak masuk
keluar dalam-dalam seperti
membor kilang minyak. Joe melengkuh-
lengkuh nikmat, pinggulnya berayun-ayun
memompa, penis itu keluar
masuk.

Kaki Fela terangkat tinggi diatas meja
terayun-ayun seirama gerakan pinggul Joe
menghujamkan keluar
masuk batang penisnya yang dengan barbar
beraksi divaginanya.

Fela berharap ia dapat pingsan saat itu juga
supaya tidak merasakan sakit yang tak
terlukiskan itu.
Para berandal itu menyanyikan lagu “ROW
YOUR BOAT”.

“Aaaahhh…aaaahh….ammm….pun….aahh…
aaahh…aaahh….sakit..ahhhhh..aaaahhh….”jerit
Fela. Pinggul Joe bergerak seperti pompa.
Penis itu keluar
masuk seiring desahan Fela.

“Ayo Joe coblos terus, coblos…coblos…
woooo…

wooooo BABY….” teriak Emilo sambil
menciumi dada cewek itu.
“Delapan puluh delapan……delapan puluh
sembilan….sembilan puluh…Ayo…” dengan
semangat Edi menghitungi
setiap hujaman penis Joe.

“Aaaaahhh….wahhhhaaa….aaaah….uuuuh…
uuugh….” pekik Fela, sementara Joe berayun-
ayun diatas tubuhnya. Cewek itu hanya bisa
terisak-isak.
Suara petir menyambar di sela-sela badai.

“YEAAAHHH. HOW’S IT FEEL, BABE, HOW’S
IT FEEL WITH A REAL MAN’S BIG COCK IN
YOUR BELLY? OOOOOOOOOOOOO
YOU FEEL SO GOOD, SO HOT.” ejek Joe
sambil memaksa Fela yang mendesah untuk
melihat penisnya mengenjot
keluar masuk lorong vaginanya.

Fela bisa merasakan setiap inci dari otot
dibatang penis Joe bergerak menelusuri
lorong kemaluannya.

“Uuuh…uuuh….uuaah…” lengkuh Joe, sudah
sekitar setengah jam dia berayun-ayun diatas
cewek itu,
keringat membasahi tubuh keduanya, tetapi
gerakan pinggulnya tetap ganas, penisnya
menyodok-sodok
dikemaluan Fela, tangannya menggerayangi
pahanya dengan liar.

Sementara itu Emilo membuka celana
panjang dan celana dalamnya sendiri,
penisnya panjang, (tetapi
tidak sebesar Joe sekitar 8.7 inci) sudah
tegak menegang.

Jack masih asyik menyedoti puting buah
dada Fela. Sesekali cewek itu berusaha
memberontak, tetapi Edi
dan Billie mempererat pegangannya. Joe
melengkuh-lengkuh nikmat di atas tubuh Fela
yang mengeliat-liat
menahan berat tubuh Joe yang menindihnya.

“Seratus enam puluh enam…… seratus enam
puluh tujuh…..seratus enam puluh
delapan…..ayo Joe taklukan
dia….ha…ha…ha…” Edi menyemangati yang
langsung diikuti oleh para berandal yang lain.
“Seratus tujuh puluh tiga….seratus tujuh puluh
empat…seratus tujuh puluh lima….” Para
berandal yang
lain ikutan menyemangati Joe.

Tubuh dan buah dada Fela berguncang-
guncang seirama dengan hentakan genjotan
Joe yang makin liar.

Vaginanya terasa terbakar oleh gesekan penis
Joe yang buas.

“Aaaaaaahhhh…..aaaaaa….aaaaaahh…..aahhhh
…. ..ooooohhh” Fela melolong menahan sakit
“Ayo…….ayo….seratus delapan puluh
delapan…..seratus delapan puluh
sembilan….seratus sembilan
puluh….ha…ha…ha…” Edi memberi semangat.

“Uuuuaah….uuuuuh….uuughh…tubuhmu nikmat
sekali!” Joe mengejek Fela yang mengigit
bibirnya menahan
sakit. Pinggulnya maju mundur diantara
selangkangan cewek itu. Jack dengan gemas
mengigit puting buah
dada Fela, sementara tangannya yang satu
meremas- remas buah dada sebelah kanan.

“Aaaaahh……uuuughhh…..uuughh…
uuukkkh….ooo uuuughh…” rintih Fela,
sementara gerakan Joe mulai pelan,
tapi mantap.

“Seratus sembilan puluh enam…..seratus
sembilan puluh tujuh….” Semua berandal
menyemangati Joe. Batang
penisnya keluar masuk dengan barbar.

“”I’M COMING, BABY!” lengkuh Joe.

“OH GOD! NO, PLEASE ! NOOOOO!! NOO!
DON’T COME INSIDE ME!!! NOOO, PLEASE!!!!
…..AAAKKKHHHH!” kepala
Fela terjengkang keatas, sementara terdengar
suara lolong kesakitan ketika batang penis itu
menghujam
dalam-dalam divaginanya.
Dengan satu hentakan kuat Joe mencapai
klimax, penisnya menyemburkan sperma
dalam lorong kemaluan
Fela.

“Uuuuuugggh…..ha…ha…ha….bagaimana?”
ejek Joe sambil mencabut penisnya dengan
perkasa.

“kau akan digilir sampai pagi!!…..ha…ha…ha…
NEXT!!!” seru salah satu berandal.

Sementara itu kilat diluar menyambar-yambar,
waktu itu pukul 22:25. Fela hanya bisa
terisak-isak,
Emilo maju sambil menyeringai. Tanpa
perlawanan yang berarti, Emilo sudah berada
di antara
selangkangan cewek itu.

“Ha…ha…ha…IS MY TIME TO RIDE, BABY I’M
GONNA TAKE MY TIME AND FUCK YOU NICE
AND SLOW. LET’S SEE HOW
LONG I CAN KEEP MY DICK HARD IN THIS
WONDERFULLY TIGHT CUNT OF YOURS. SEE
HOW LONG I CAN KEEP YOU
MOANS…..!” ejek Emilo, sementara batang
penisnya dengan mudah masuk ke vagina
Fela.

“Cerita sex” Emilo memulai gerakannya,
pinggulnya bergerak memutar, memastikan
penisnya masuk penuh,
lalu bergerak maju mundur perlahan tapi
dalam. Pinggulnya berayun-ayun pelan dan
mantap, diantara
kedua paha Fela yang terbuka lebar, sambil
meremas-remas buah dadanya.

Kadang jari-jari tangan Emilo melintir-lintir
puting susu cewek itu, tubuh Fela hanya bisa
mengeliat-
liat, sementara dari bibirnya yang terbuka
terdengar suara erangan dan desah.

Penis itu beraksi di vaginanya, pinggulnya
diangkat ke antara pinggang Emilo yang maju
mundur. Jack
meninggalkan kerumunan menuju kulkas
diruang makan. Joe duduk disofa, sambil
melihat teman- temannya
beraksi diatas tubuh Fela.

Billie masih dengan erat memegangi tangan
kanan dan kiri Fela, juga Edi yang memegangi
kedua kaki
Fela. Suara desah erangan cewek itu bagai
musik merdu ditelinga mereka.

Tubuh Fela basah kuyup karena keringat,
sementara Emilo melengkuh-lengkuh nikmat.

“Ooooooooohhhhhh…….uuuuuuhhhhh…..
uuuhhhh…. .uuhhh…..

ha…ha…ha….” suara Emilo, penisnya yang
panjang tanpa ampun terus mengenjot
kemaluan Fela. Buah dadanya
dijadikan bual-bualan oleh Emilo.

Giginya mengigiti putingnya dengan gemas,
membuat Fela menjerit kesakitan. Terlihat
bercak-bercak
merah bekas cupangan disekitar leher dan
dada ditubuh Fela.

“Aaaahhh…..aaaaoooohhh….ooooohhhhhh…
ooooohhh h…..” desah Fela merasakan penis
Emilo menusuk keluar
masuk divaginanya. Sudah sekitar lima belas
menit Emilo beraksi, tubuh Fela berguncang-
guncang
seirama ayunan pinggul Emilo.

Pukul 23.10. Kilat dan guntur bersahutan
diluar, membuat jalanan bertambah sepi.

“Hah…hah….hah……uuuggghhh…”lengkuh
Emilo, sekarang ayunannya tidak perlahan
seperti pertama, tetapi
berirama cepat dan dalam. Vagina Fela terasa
perih terbakar oleh gesekan penis Emilo.

“Ha….ha…ha….. tunggu punyaku manis, YOU
WILL LOVE IT!” seru Edi sambil mengolesi
penisnya sendiri
dengan selei sehingga kepala penis itu terlihat
gilap dan lebih besar dari yang sebelumnya.

“Uuuuuggghhhh…….uuuuuggghh……
uuuugggghhhh……”desah Fela pendek seirama
keluar masuk penis Emilo di
kemaluannya.
Edi meremas-remas penisnya sendiri, sambil
memandangi setiap lekuk tubuh Fela.

“Ha…ha…ha….Ed, kau sudah tak sabar ya?……”
tanya Billie sambil matanya terkagum melihat
penis Edi yang
makin besar, sehingga kepala penis itu
seperti jamur.

“Oooooohhhhhh….uuugggghhh…..oooohh……
oooohh……..HERE I CAMEEE……!!!!” jerit klimax
Emilo, penisnya menghujam dalam-dalam
sambil menyemprotkan
cairan putih.

“Aaaaaaakkkkkhhhhhhh……oooohhh……” pekik
Fela diantara lengkuhan nikmat Emilo.
Emilo mencium kening Fela yang terlentang
terengah-engah diatas meja.
“FUCK YOU BABE!…..ha…ha..ha….” ejek Emilo
sambil mencabut penisnya.

Posisinya segera digantikan oleh Edi. Kepala
penis yang besar itu digesek-gesekkan di
antara paha
Fela. Edi memandangi tubuh Fela yang sintal
dan mulus basah oleh keringat.

“LET’S GO TO HEAVEN, manis…ha…ha…ha….”
Bersamaan dengan kata itu Edi menciumi
buah dada Fela,
sementara tangannya mengesek-gesekkan
penisnya di bibir kemaluan cewek itu.

Teriakan Fela tertelan badai yang ganas, pukul
23.45. Fela, meronta-ronta tubuhnya
membusur digumuli
Edi yang penuh napsu, sementara para
berandal yang lain tertawa terbahak-bahak.

Tangan Fela yang dipegangi oleh
Billie,membuatnya tak bisa melawan,
sehingga dengan leluasa Edi
menciumi tubuhnya.

Dari leher, lidah Edi terus menelusur turun ke
buah dadanya, disedotnya kuat-kuat buah
dada cewek itu,
membuatnya mengerang kesakitan, lidahnya
menjilati dengan lahap cairan yang keluar dari
puting susu
Fela.

Tiba-tiba dengan hentakan yang kuat penis
Edi menerobos masuk kemaluan cewek itu.
“Aaaaakkkkkkkhhhhh…….”Diana berteriak
kesakitan. Penis itu terus berusaha masuk
penuh, Fela bisa
merasakan kepala penis yang besar itu
berusaha masuk lebih dalam di vaginanya.
“Uuuuugggghhhhh…..sempit
sekali….uuuuaahh…

hhhaaaa….”seru Edi sambil terus mendorong
masuk penisnya.
“Ayo…..Ed,……ha….ha…ha….masukkan
semuanya….biar mampus dia!” teriak Joe
menyemangati Edi.

Sekarang kepala penis itu sudah masuk, Edi
diam sebentar merasakan otot vagina Fela
yang berusaha
menyesuaikan diri dengan penisnya. Dinding
vagina Fela serasa meremas-remas penisnya,
membuatnya lebih
tegang.

“Ha….ha…ha….kulumat kau, manis!” bisik Edi
sambil mulai menggenjotkan penisnya dengan
barbar. Joe
menciumi leher Fela, Jack meremas-remas
buah dadanya.

Emilo meratakan olesan selai, sedangkan
tangan Edi mementang pahanya agar lebih
leluasa penisnya bisa
maju mundur diliang kemaluan Fela.

“Aaaahhhh……aaahhhhhh…..aaaggghhhh…
aaahhhhh…” lolongan desah Fela digarap
ramai-ramai. Suara desah dan erangan Fela
terdengar bagai musik
merdu ditelinga para berandal. Tanpa
menghiraukan Fela yang sudah kelelahan,
mereka terus berpesta
menikmati tubuh cewek itu.

Bagai menyantap hidangan lezat, mereka
melahap dan menjilati tubuh Fela yang basah,
mengkilat karena
olesan selai dan keringat. Penis Edi
menerobos keluar masuk dengan cepat,
sementara disetiap hentakan
tubuhnya terdengar erangan Fela menghiba
kesakitan.

Jack yang meremas-remas buah dadanya
sekarang mulai menjilatinya penuh napsu,
sedangkan putingnya
disedoti agar keluar cairan seperti susu, Joe
terus menciumi leher Fela yang jenjang.

“Uuugggh…….uuuuggghhh……..aauughh…..
uuugghhh….uuuuggghhh….” rintih Fela, sudah
sekitar lima belas menit Edi berpacu dengan
birahi, peluh
membasahi tubuhnya. Edi melengkuh-lengkuh
penuh napsu, menikmati setiap inci hujaman
penisnya dilorong
kemaluan Fela.

“Haaah…..haaah….uuuggh…..bagaimana
manis, asik bukan…..kau akan digilir sampai
pagi…ha…ha…

ha….Haah….haaah….” seru Edi sementara
pinggulnya bergerak seperti memompa
diantara kedua paha Fela.

Buah dada cewek itu memerah diremas-
remas dengan kasar oleh para berandal.
Tubuh Fela berguncang-
guncang dengan ganas seirama ayunan Edi.

“He…he…he…..buah dadamu lezat sekali,
ya…..kau akan membayarnya dengan tubuhmu
sayang!” ejek Jack
sambil menjilatkan lidahnya keudara
sementara tangannya meremas-remas buah
dada cewek itu dengan
napsu.

Fela hanya bisa terisak-isak sambil menahan
sakit disekujur tubuhnya yang basah kuyup
karena keringat
dan selai. Penis Edi makin ganas menggenjot
cewek itu.

“Aaaauuh…..aaagggh……uuuuugggghhhh…
uuuughhhhh….” pikik desah Fela. Vaginanya
terasa panas dan perih oleh gesekan penis
Edi yang barbar.

Badai masih ganas, didekat lantai meja
makan, terlihat BH dan celana dalam Fela
berserakan sementara
diatas meja Fela diperkosa dengan ganas
oleh lima berandal yang kekar, tubuhnya
dipentang dan dijilati
penuh napsu.

Buah dadanya dicengkram dan diremas-
remas, lehernya diciumi, puting dan pusarnya
dijilati, sementara
Edi melengkuh-lengkuh nikmat, cewek itu
hanya bisa merintih dan mendesah karena
penis besar dan hitam
beraksi menghentak-hentak barbar keluar
masuk diantara selangkangannya.

Waktu menunjukkan 24:16 Edi sudah hampir
mencapai klimax, irama ayunan pinggulnya
makin cepat tanpa
perduli Fela yang terengah-engah kelelahan,
Jack menggigit puting buah dadanya,
membuat Fela mengerang
kesakitan.

“aakkkh….aaahh…ooooohhhh…” rintih Fela
diantara lengkuh nikmat Edi.

“Huuuh…uuuhhh…..uuuuhhh…..uhhhh….
HUUAAAHHHH…..” jerit Edi mencapai klimax,
dengan satu hujaman yang kuat, penisnya
masuk hilang
tertelan dilorong vagina Fela.

“Aaaaakkkkhhhh….” jerit Fela tertahan, tubuh
cewek itu mengeliat kejang, lalu lunglai,
pingsan
kelelahan, sementara penis itu menyemburkan
banyak sprema dalam vaginanya. Peluh
menetes dari tubuh
Edi yang masih menindih cewek itu.

“Ha…ha…ha….tubuhmu sungguh
menggairahkan sekali…” Raut wajahnya
terlihat puas, beberapa saat kemudian
Edi mencabut penisnya, sambil mencium
leher Fela yang masih pingsan. Jack siap-siap
maju mengambil
posisi.

“Biarkan dia istirahat dulu, nggak enak kalau
nggak ada perlawanan” Cegah Joe.
“Kita beri dia obat perangsang saja!” usul
Billie sambil tersenyum penuh napsu.
“Jangan, kita simpan itu untuk yang terakhir”
Joe duduk disofa.

Beberapa menit kemudian, sekitar pukul
24:40, Fela yang baru saja siuman dibopong
ramai-ramai menuju
kamarnya, disana cewek itu dilempar ke
ranjang dan langsung diterkam oleh para
berandal yang sekarang
semuanya sudah telanjang bulat.

Cewek itu berusaha berontak melarikan diri,
tetapi dengan cekatan para berandal itu
menerentangkan
tubuh Fela.

Cewek itu berteriak ketakutan ketika para
berandal dengan buas menggumuli tubuhnya.

“Aaaahhhh…..aampun…..aaaahhhh….”hiba
Fela, sementara Edi dengan kasar mulai
meremas-remas buah dada
kanannya. Joe berusaha mencium bibirnya
yang merah merekah. Emilo menjilati dan
menyedoti puting
sebelah kiri.

“Aaaaduuuhh…aaaaawww…aaaahhh…..ja…
ja….ngan…”teriakan Fela tak digubris.

Jack maju mengambil posisi diantara kedua
kakinya, tersenyum sinis sambil membungkuk
menciumi leher
cewek itu. Fela mengeliat-liat tak berdaya.
Lidah Jack menelusur turun dari lehernya
menuju perutnya
Fela.

“Aaaaaahhh…..le…paskan…..aaaahhh” jerit
Fela ditengah kerubutan berandal. Jack mulai
menjilati daerah
pusar Fela.

“Manis…tadi kulihat kau suka disco!
bagaimana kalau sambil diputarkan lagu…
hmmm?…

disco…rock…atau metal?….OK metal saja!”
Billie mengejek Fela. Beberapa saat kemudian
terdengar lagu metal, membuat para berandal
itu lebih
bersemangat menikmati setiap lekuk tubuh
Fela.

“Ha…ha…ha…manis, kami masih belum
puas!” ejek Jack. Billie membaca surat yang
ditemukannya dimeja rias
pinggir ranjang.

Gumam Billie sambil melihat Fela yang
mendesah-desah tak berdaya dijilati dan
diciumi teman-temannya.

Beberapa saat kemudian Billie naik keatas
ranjang, berbaring disamping cewek itu.
“Nah Fela sayang, ARE YOU READY TO LOSE
YOUR VIRGINITY IN ANOTHER HOLE? kau
benar-benar beruntung
manis! kau pasti puas!” kata Billie sambil
menjilat muka cewek itu yang menangis
ketakutan.

Billie merangkul tubuhnya dari samping dan
digulingkan menghadapkan keatas terlentang
sehingga
posisinya sekarang dibawah Fela.

“Hai….sayang pestanya dilanjutkan. Manis
kau pikir tadi sudah yang paling sakit, tunggu
yang ini kau
akan rasain sakit yang sebenernya!” kata
Emilo sambil menerkam gemas buah
dadanya.

“Dan sekarang kau dapat kehormatan manis
BECAUSE I’LL TAKE YOUR ASS VIRGINITY!!”
mata Fela terbelalak
ketakutan.

“Oooohhh….jang…aan…PLEASE!!!!” hiba Fela
disela isak tangisnya.

“Dianay kau akan merasakan sesuatu yang
belum pernah kau bayangkan sebelumnya
sayang!” ejek Billie.

Cewek itu berusaha berontak sekuat tenaga,
tapi kerubutan dan remasan dibuah dadanya
membuatnya tak
bisa berkutik.

Fela didudukkan tepat diatas tubuh Billie,
berandal itu mengarahkan penisnya yang
tegak di lobang anus
cewek itu dan segera dihujamkan dalam anus
Fela tanpa pelumas sehingga membuatnya
menjerit kesakitan.

“AAAAKKKKKKKHHHHHH!!!!” lolong Fela,
sementara penis Billie (10 inci) masuk penuh
dalam anusnya,
sekarang cewek itu dipaksa tidur terlentang.

Jack diatas menindihnya sementara Fela
meronta-ronta
kesakitan, anusnya terasa sakit oleh batang
penis Billie yang berada dibawahnya.

Jack yang sudah puas menjilati perut Fela,
sekarang mementang kedua paha Fela,
mengarahkan penisnya (8
inci) ke lorong vagina cewek itu.

Apa daya tenaga seorang cewek yang
dikeroyok lima lelaki kekar, dengan mudah
masing-masing tangan Fela
diikat dengan tali BH dijeruji pilar ranjangnya
agar tidak bisa berontak.

Jack segera memasukkan penisnya ke vagina
Fela yang masih meronta-ronta, sambil
tertawa terbahak-
bahak.

“Ha….ha…ha…. sayang sekarang kau rasakan
ini!” sambil berkata seperti itu, Jack dan Billie
mulai
menggoyangkan pinggul mereka.

Penis Billie bergerak naik-turun dianus
sedangkan penis Jack menyodok keluar
masuk seirama nada metal
yang makin bersemangat. Teriakan cewek itu
tertelan oleh bunyi halilintar yang keras. Usaha
Fela untuk
berontak membuat ikatan ditangannya makin
erat dan menyakitkan.

Tubuh Fela meronta-ronta kesakitan, tanpa
disadarinya gerakannya itu makin membuat
Jack dan Billie
yang memperkosanya makin terangsang.

Tubuhnya mulai menggelinjang kesana
kemari, pinggulnya bergerak-gerak ke kanan,
kiri, memutar,
sementara Billie yang dibawah
mempertahankan kecepatan ritme keluar
masuk batang penisnya dianus Fela.
Suara kecipak akibat gesekan kemaluan
mereka berdua semakin terdengar.

Sodokan batang penis Billie dianus Fela
membuat tubuh cewek itu meliuk-liuk tak
beraturan dan semakin
lama semakin bergerak naik seolah
menantang kejantanan Jack.

“Ha…ha…ha….Dianay kau suka ya? Nih akan
kumasukkan lebih dalam lagi! HAAAHHHH!!!!”
teriak Jack sambil
bertumpu pada remasan tangannya dibuah
dada cewek itu ia menyodokkan penisnya
lebih dalam ke vagina
Fela.

“Oooooohhhh……aaahhh….aaahhhh…aahh…
ampun…amp..aaaaahhh…aaahh!!!!” erang Fela
kesakitan. Sementara kedua penis berandal
itu mengkoyak-
koyak vagina dan anusnya, begitu penuh
nafsu, ganas dan liar.
Melihat pemandangan itu dan terbakar oleh
api birahi, para berandal lainnya sambil
tertawa terbahak-
bahak melihat ketidak berdayaan Fela, mereka
meremas-remas penis mereka sendiri.

“Ohhh….ha…ha…ha….bagaimana sayang,
bagaimana rasanya….puas nggak? tenang
pestanya masih lama….tunggu
giliran kita…ha…ha…ha..” seru para berandal
lainnya.

Beberapa menit saja penis mereka sudah
tegak tegang siap beraksi kembali. Ranjang
berderit-derit
seirama musik metal dan gerakan mereka
yang barbar, Fela ditindih ditengah-tengah
mereka yang
menghentak-hentak berpacu dalam birahi.

Gerakan Billie bagaikan dongkrak memaksa
tubuh Fela mengelinjang keatas mengundang
penis Jack masuk ke
lorong vaginanya, sedangkan gerakan Jack
yang seperti memompa dari atas menekan
kebawah sehingga penis
Billie masuk penuh, begitu seterusnya,
membuat cewek itu terengah-engah menahan
rasa sakit di anus dan
vaginanya sekaligus. Billie menciumi leher,
tengkuk, telinganya penuh napsu.

“Uuuggh…uuggh…uuuughhh….” rintih Fela
seirama ayunan kedua penis itu. Cewek itu
bisa merasakan
seakan-akan kedua penis itu saling bertemu
dan bergesekan didalam perutnya, hanya
berbeda lorong saja.

Jack dan Billie melengkuh-lengkuh nikmat.
Buah dadanya diremas-remas dengan kasar
sekali oleh Jack.

Fela merasakan kesakitan, tapi remasan
dibuah dadanya membuatnya tetap tersadar.
Para berandal yang
lainnya bersorak-sorak menyemangati
keduanya melahap tubuh Fela.

Penis-penis mereka digesek-gesekkan di
tubuh cewek itu. Waktu menunjukkan Pukul
01:20 sementara pesta
perkosaan itu makin brutal terbawa napsu
birahi para berandal.

Badai diluar makin ganas dan guntur sesekali
menggelegar menelan teriakan Fela. Joe
menemukan lipstik
dimeja rias dan dioleskan dengan paksa
dibibir Fela.







#ABG BISPAK TELANJANG
#BOKEP INDONESIA #CERITA
DEWASA #CERITA MESUM
#CERITA NGENTOT JANDA
#CERITA NGENTOT PEMBANTU
#CERITA NGENTOT PERAWAN
#CERITA PANAS #CERITA
PEMERKOSAAN #CERITA SEKS
INDONESIA #CERITA SEKS
SEDARAH #CERITA SELINGKUH
#CERITA SEX #CERITA SKANDAL
#CERITA TANTE GIRANG #CEWEK
TELANJANG #FOTO BUGIL
#MEMEK PERAWAN #TANTE
GIRANG #TOKET GEDE MULUS #PEMERKOSAAN




Tidak ada komentar:

Posting Komentar